NUSAKALIMANTAN.COM, Pulang Pisau – Geger kasus buaya memangsa seorang warga di Desa Paduran Sebangau, Kecamatan Sebangau Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Jumat (12/2/2021) kemarin ternyata bukan pertama kali ini terjadi.
Menurut Kades Paduran Sebangau, Bakhtiar, kejadian buaya memangsa manusia di Sebangau sudah 4 kali terjadi. Bahkan salah satu korban tidak pernah ditemukan jenazahnya.
“Yang sebelum ini terjadi sekitar 2 tahun lalu. Korban adalah warga Bahaur yang ikut kerja di Sebangau, sampai saat ini tidak pernah ditemukan jenazahnya, kalau yang baru ini masih mending ditemukan kakinya,” kata Kades saat dihubungi NUSAKALIMANTAN.COM, Sabtu (13/2/2021).
Kades mengakui, ada kemungkinan buaya muara pemangsa manusia tersebut adalah buaya yang sama yang telah memangsa warga Sebangau kemarin. “Sepertinya buaya yang sama memangsa warga Bahaur 2 tahun lalu,” kata dia.
Ditanya apakah buaya yang sama telah memangsa empat orang, Kades meragukan itu. “Kemungkinan dua korban lainnya dimangsa buaya yang berbeda. Sebab kejadian sebelumnya sudah beberapa tahun lalu,” ucapnya.
Namun Kades merasa yakin jika buaya yang memangsa nelayan pencari daun nipah kemarin adalah buaya yang sama yang memangsa warga Bahaur dua tahun lalu. Sebab, imbuhnya, lokasinya tidak jauh dari kejadian 2 tahun lalu.
Diungkapkan Kades, warga Sebangau maupun warga nelayan yang melintasi DAS Sei Sebangau sudah sering menyaksikan penampakan buaya tersebut. Bentuknya besar, panjang dan berwarna hitam. Sumber lain ada yang menyebutkan berwarna kuning.
“Menurut warga yang pernah melihat katanya berwarna hitam, diameter kepalanya mencapai kurang lebih 80 sentimeter,” kata Kades.
Diceritakan Kades, pada saat air pasang, air laut masuk ke dalam sungai, saat itulah kesempatan buaya muara itu masuk ke DAS Sei Sebangau. “Ternak warga di sini seperti ayam bahkan kambing sudah sering dimangsa buaya itu,” ucap Kades Paduran Sebangau Bakhtiar.
Baca juga : Buaya Muara Mengganas, Aparat Larang Warga Beraktifitas di DAS Sei Sebangau
Untuk diketahui, buaya muara atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah jenis buaya terbesar di dunia. Dinamai demikian karena buaya ini hidup di sungai-sungai dan di dekat laut muara. Buaya ini juga dikenal dengan nama buaya air asin, buaya laut, dan nama-nama lokal lainnya. Dalam bahasa Inggris, dikenal dengan nama Saltwater crocodile, Indo-Australian crocodile, dan Man-eater crocodile.
Nama umumnya, Man-eater = “pemakan manusia”, karena buaya ini terkenal pernah (dan sering) memangsa manusia dan babi yang memasuki wilayahnya. Buaya ini tersebar di seluruh perairan dataran rendah dan perairan pantai di daerah tropis Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Australia (Indo-Australia). Buaya ini adalah salah satu satwa yang dilindungi oleh Undang-undang. (nk-1)