NUSAKALIMANTAN.COM, Pulang Pisau – Bupati Pulang Pisau H Edy Pratowo menyebut Kabupaten Pulang Pisau sangat strategis karena berada di wilayah tengah Provinsi Kalimantan Tengah.
“Saya optimis, Kabupaten Pulang Pisau bisa menjadi pintu gerbang perekonomian Kalimantan Tengah dengan dukungan infrastruktur yang memadai,” ujarnya saat mengikuti panen raya jagung seluas 28 hektare di Desa Wono Agung, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau, Rabu (24/2/2021).
Bahkan, Bupati yang juga calon Wakil Gubernur Kalteng terpilih ini mengaku telah berkomunikasi dengan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, dan meminta agar menjadikan Kabupaten Pulang Pisau menjadi pintu gerbang perekonomian Kalimantan Tengah.
“Saya sudah sampaikan ke Pak Gubernur, saya bilang, Pak, jadikan Kabupaten Pulang Pisau ini menjadi pintu gerbang perekonomian Kalimantan Tengah, Insyaallah niat mulia ini akan tercapai,” ujar Edy.
Baca juga : Edy Pratowo Hadiri Panen Raya 28 Hektare Jagung di Desa Wono Agung Maliku
Terlebih, lanjut Edy, Kabupaten Pulang Pisau saat ini telah dicanangkan sebagai salah satu pengembangan kawasan Food Estate dan masuk dalam program strategis nasional (PSN). “Tidak hanya padi, tapi juga jagung, palawija, peternakan dan perikanan akan dikembangkan di kawasan Food Estate ini,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Edy Pratowo merasa yakin bahwa Kabupaten Pulang Pisau ke depan akan menjadi pintu gerbang perekonomian Kalteng yang akan berdampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat setempat.
Dalam kesempatan itu, Edy juga terus mendorong masyarakat untuk giat bertani, mengolah lahan menjadi bermanfaat sebagai bagian dari luasan lahan Food Estate.
“Tanaman jagung ini perlu terus dikembangkan luasan lahannya, jangan hanya puluhan hektare, namun sesuai pesan pak presiden, beliau ingin tanaman jagung di kawasan Food Estate Pulang Pisau luasnya ribuan hektare, agar nanti dapat dibangun pabrik pengolahannya dan kemudian dipasarkan hingga ke pulau Jawa,” ucap Edy.
Saat ini, imbuh Edy, pemerintah sedang mengusahakan pengembangan pelabuhan sebagai sarana pendukung Food Estate. “Jalan dan jembatan saat ini sedang dibangun dengan biaya APBN senilai Rp391 Milyar, ke depan pelabuhan juga akan kita kembangkan sebagai sarana transportasi untuk mengirim hasil produk pertanian kawasan Food Estate ke pulau Jawa,” bebernya. (nk-1)