NUSAKALIMANTAN.COM, Kuala Kapuas – Untuk mengetahui dan mempelajari akan adat dan budaya daerah, serta mengetahui akan adanya sebuah cerita sejarah yang terjadi di Kabupaten Kapuas, khususnya di Kecamatan Bataguh yang merupakan lokasi bersejarah. Dinas Budaya Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Kapuas, menggelar nonton bareng film Nyai Undang Sabtu (13/8) baru lalu.
Hadir dalam acara nonton bareng Kepala Dinas Budaya Pemuda dan Olah raga H Suparman, S.Pi., M.Si., Kepala SMKN 1 Kapuas Murung Muhammad Amin SPT., M.Pd., guru guru dan tata usaha serta pelajar SMKN 1 Kapuas Murung, Mahasiswa KKN kebangsaan X yang diketuai Khairul Irsan dari UPR Palangka Raya, serta pegawai dilingkungan Disbudpora Kapuas.
Dalam sambutannya Kepala Disbudpora Kapuas H Suparman mengatakan kalau film sejarah Nyai Undang ini adalah dokumen yang memuat sejarah dari adanya sebuah kerajaan yang bernama Pematang Sawang. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang Putri yang cantik bernama Nyai Undang,
“Nyai Undang merupakan simbol wanita Dayak yang berani dalam membela kebenaran serta mempertahankan harkat serta martabat nya. Makanya film Nyai Undang yang diangkat dari Buku The Lost City ini arsip yang bercerita, cerita tertuang dalam film Nyai Undang ini,” sebut H Suparman.
Kepala Sekolah SMKN 1 Kapuas Murung Muhammad Amin menyambut baik prakarsa pemutaran film Nyai Undang ini sebagai bentuk pengenalan budaya dan sejarah serta adat istiadat, terlebih lagi adanya salah satu guru yaitu Bu Fuji yang ikut bermain dalam film ini. Semoga saja hal ini akan menambah wawasan dan pengetahuan dari anak anak maupun Mahasiswa,” sebut Muhammad Amin.
Kahirul Ikhsan sebagai perwakilan Mahasiswa sangat berterima kasih diberi kesempatan dan pengalaman menonton film sejarah ini. Ini merupakan pengalaman pertama kali kami menyaksikan film Nyai Undang ini. Sebelumnya kami belum tau dan mengenal dengan jelas. Walau kita mengetahui di kota kita Palangka Raya ada jalan Nyai Undang tetapi tidak tau persis siapa dia,
“Adanya Film ini membuka cakrawala dan wawasan kita untuk mengenal dan mengetahui yang nanti akan bisa bercerita,” beber Khairul Irsan. (wan)