NUSAKALIMANTAN.COM, Kuala Kapuas – Wabah tungro yang merusak hasil pertanian di 4 wilayah kecamatan yang terserang, menjadi perhatian dari Dinas Pertanian Kapuas bersama dengan BPP serta Dirjen Sarana Prasarana. Upaya untuk berusaha bangkit serta berinovasi mencari solusi dari masalah tersebut. Seperti yang dilakukan Dinas Pertanian dan BPP Tamban Catur Jumat (14/10) pukul 09.00 WIB di Demplot Desa Warnasari Kecamatan Tamban Catur bersama melakuan panen yang merupakan contoh inovasi dari permasalahan Tungro.
Hadir dalam acara kegiatan panen ini, Bupati Kapuas yang diwakili oleh Assisten II Bidang Perekonomian dan Pembanguan Drs H Salman, Kepala Dinas Pertanian Yaya, SP., Pegawai dilingkungan Dinas Pertanian Kapuas, Kepala BPP Tamban Catur Sugiono, SST., beserta penyuluh dan lainnya,beserta para undangan yang mengikuti acara panen di demplot lahan tanam tahan tungro ini.
Kepala Dinas Pertanian Yaya, SP., menjelaskan keberadaan dari demplot tanam tahan tungro ini sebelumnya adalah upaya kita untuk meyakinkan masyarakat untuk tetap menanam padi dengan berinovasi mengubah bibit tanam dari pada lokal yang tentan dengan serangan virus tungro kepada valitas unggul yang memiliki ketahanan,
“Kita bersama dengan Dirjen Sarana dan Prasrana yaitu Bapak Erwin membujuk dan.meyakinkan petani untuk melakukam penanaman. Dimana saat itu masuk pada musim tanam April – September atau ( Asep ) dimana pada Oktober – Maret ( Okmar ) terkena gagal panen. Namun upaya kita tidak mendapat respon. Maka kita memberikan contoh di lahan demplot tanaman varietas padi tahan tingro kita melakukan penanaman,” terang Yaya.
Ditambahakan Yaya lagi, walau saat itu kita melakukan penanaman sudah terhitung terlambat, karena kita memulai pada bulan Juli 2022, tapi pada hari ini 14 Oktober 2022 kurang lebih sekitar 3 bulan kita bisa bersama sama seperti yang kita lakukan, memanen padi di lahan demplot yang luasnya kurang lebih 2 hektar,
“Dengan kita dari Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas melakukan panen pada hari ini, merupakan salah satu upaya kita untuk menunjukan pada para petani di daerah lahan yang terken tungro untuk melakukan inovasi serupa. Untuk bibit dan pupuk bisa konsultasi dengan penyuluh dan petugas pertanian,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Kapuas Yaya lagi.
Assisten II Bidang Perekonomian dan Pembanguan Salman meyebutkan panen hari ini adalah bukti padi unggul adalah solusi untuk mengatasi tungro ini. Jadi kita harap petani jangan putus asa dan mau mencoba menanam padi unggul ini. Tidak fokus pada padi lokal lagi yang mana sudah terlihat terserang virus tungro,
“Sebenarnya penanaman padi unggul varietas Inpari 37 ini, musim tanam Asep, tapi seperti yang dikatakan Kadis Pertanian tadi, masih bisa kita melakukan panen pada hari ini dengan hasil cukup bagus,” jelas Salman. (wan)