Kamis , 21 Agustus 2025
Kabid Pembina SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas Agustin, S.Pd., Kepala SMP 4 Selat dan Ruangan Pendidikan Inklusif

Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif SMP 4 Selat

NUSAKALIMANTAN.COM, Kuala Kapuas – Untuk memberikan kesempatan kepada semua anak dalam memperoleh pendidikan. Dengan kata lain memenuhi hak asasi untuk mendapatkan pendidikan setara. Meningkatkan percaya diri diperlukan sekolah inklusif.

Di Kabupaten Kapuas jenjang sekolah inklusif ini ada dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu, SD Negeri 7 Selat Hilir, SMP Negeri 4 Selat dan SMA Negeri 3 Selat, yang ditetapkan berdasarkan SK Dinas Pendidikan Nomor 424 /290/ Disdik / 2011 tentang penunjukan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif Kabupaten Kapuas.

” Pendidikan Inklusif merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik, baik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau memiliki bakat istimewa, untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama, berbaur dengan peserta didik pada umumnya. Dan untuk SMP 4 Selat adalah sekolah yang ditunjuk untuk diwilayah kita,” sebut Kabid Pembina SMP Agustin, S.Pd. saat ditemui di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas Jalan Tambun Bungai Kuala Kapuas, pada Kamis (17/11) pukul 11.30 WIB.

Seterusnya Agustin menambahkan secara khusus seperti dalam panduan berdasarkan difinisi dan turunan dari Undang Uunfang tentang pendidikan Inklusi, anak yang tergolong Anak Berkelakuan Khusus (ABK) adalah mereka dengan kesulitan belajar, anak lambat belajar, anak dengan ganguan autis, anak dengan gangguan intelektual, anak dengan gangguan fisik dan motorik, anak dengan gangguan emosi dan perilaku, anak berkelainan majemuk, terang Agustin lagi.

Terpisah Plt Kepala Sekolah SMP 4 Selat Agni Risdianto, S.Pd., saat ditemui di Kantornya Jalan Kartini Kuala Kapuas, membenarkan kalau sekolah yang dipimpinnya adalah sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Karena itu karakter siswa yang ada disekolah kita tentu lebih beragam dengan bermacam polah dan tingkah juga tentunya, saya baru ditunjuk sebagai kepala sekolah disini. Wajar kalau masih banyak yang harus saya pelajari dan sesuaikan,

” Kita berharap kedepan semoga saja sekolah ini akan diperhatikan sarana dan prasarana seperti lapangan upacara maupun lapangan olah raga serta pasilitas lainnya. Tempat ibadah mushala bagi anak juga terpisah, makanya kita sekarang menyiasati setalah ada adzan baru mulai dibuka untuk menghindari hal yang tidak tidak diinginkan dlluar pengawasan kita,” terang Agni Risdianto lagi. (wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *