Rabu , 20 Agustus 2025
Desain Bundaran Besar Kota Palangka Raya

Gubernur Kalteng Terus Pacu Program Strategis Pembangunan di Akhir Masa Jabatan

NUSAKALIMANTAN.COM, Palangka Raya – Visi dan misi Gubernur H. Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H. Edy Pratowo untuk mewujudkan Kalteng Makin BERKAH dan bermartabat terus dilakukan.

Upaya percepatan pembangunan di penghujung masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah yang akan paripurna masa jabatannya di tahun 2024 mendatang. Program-program strategis seperti food estate , shrimp estate, serta penyediaan infrastruktur yang handal  terus dipacu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Disamping pembangunan di bidang sektor strategis, saat ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah atas inisiasi Gubernur kalimantan Tengah Sugianto Sabran tengah membangun dan merenovasi bangunan-bangunan monumental dan bersejarah diantaranya renovasi Bundaran Besar Palangka Raya, Bundaran Mahir Mahar dan pengembangan Jembatan Kahayan  dan sekiatarnya dilengkapi dengan pembangunan Water Front City. Bangunan-bangunan  Landmark ikonik Kalimantan Tengah ini ditargetkan selesai dan diresmikan akhir tahun 2023.

Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran ketika dibincangi MMCKalteng di ruang kerjanya Senin (15/6/2023) menjelakan alasannya membangun bangunan ikonik di Kota Palangka Raya tersebut, agar Kalimantan Tengah sebagai provinsi yang beririsan dengan Ibu Kota Negara Nusantara, betul-betul mampu menjadi penyangga IKN dari segala sektor.

“Tanpa mengenyampingkan program-program strategis pro kerakayatan, membangun ikon di Kota Palangka Raya sebagai Ibu Kota Provinsi kalimantan Tengah adalah penting, karena Palangka Raya adalah gerbang dan wajah dari provinsi Kalimantan Tengah, untuk itu bangunan-bangunan yang menjadi Landmark di Ibu Kota Provinsi sangat penting ”ungkapnya.

Menurutnya bangunan-bangunan ikonik dan bersejarah  yang ada saat ini belum mampu menjadi daya tarik dan daya pikat, karena hanya sekedar bangunan tanpa disertai sentuhan-sentuhan artistik yang modern, sehingga ia hanya sebagai bangunan statis yang tidak memiliki dampak kepada sektor lain, seperti pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Bangunan yang ada saat ini hanya tenggelam dalam balutan sejarah, harus ada inovasi dan kreatifitas yang visioner menembus masa depan, sehingga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi tapi juga mampu berkembang menjadi salah satu destinasi wisata dan pengembangan ekonomi kretaif yang unggul, misalnya dalam renovasi Bundaran Besar Palangka Raya yang tengah berlangsung saat ini. Bundaran Besar memiliki sejarah yang sangat penting, ia bukan hanya berada di jantung Kota Palangka Raya, sebagian ahli menyebut bahwa Bundaran ini merupakan Center Of The World  ”imbuhnya.

Menurut penjelasan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Shalahuddin, bahwa progress renovasi Bundaran Besar  Palangka Raya sudah mencapain 26,237 persen, yang mencakup struktur atas menara (elevasi +23,40 m) toilte, diorama museum budaya, museum perjuangan  dan pekerjaan lansekap struktur untuk kolom besar sebanyak 4 buah.

“Untuk pekerjaan tunel terowongan bawah tanah menunggu alat berat untuk penggalian tanah. Untuk seluruh pekerjaan  struktur ditargetkan bulan Agustus sudah rampung, dan seluruh pekerjaan  ditargetkan selesai 29 desember 2023.

Sebagai informasi, dalam renovasi ini terdapat beberapa bangunan tambahan  seperti menara talawang, museum, biorama, teater yang  dilengkapi tempat duduk untuk menonton pertunjukan, serta kolam untuk penghijauan kota. Penataan tersebut tidak merubah  bentuk asli Bundaran Besar Palangka Raya. (MMC/nk-1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *