NUSAKALIMANTAN.COM, Kuala Kapuas – Wisatawan mancanegara (Wisman) yang berasal dari Belanda dan Portugal negara yang berada di Benua Eropa. Datang berkunjung ke Kota Kuala Kapuas, ibukota Kabupaten Kapuas provinsi Kalimantan Tengah. Susana (Portugal) dan Leon (Belanda) sangat tertarik dengan kehidupan suku Dayak dan budaya nya. Jumat (23/6) pukul 15.00 WIB, mereka datang ke Huma Betang Manggatang Utus Kelurahan Sei Pasah Kecamatan Kapuas Hilir.
Sebelumnya kedua Wisman ini tertarik akan adanya kerajaan yang dipimpin seorang wanita Nyai Undang yang begitu heroik dalan mempertahankan harkat dan martabatnya. Mereka melihat dari internet film yang diproduksi oleh Dinas Budaya Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Kapuas, danbtelah tayang sejak tahun 2021 lalu. Film itu sudah ditoton 184.000 kali.
“Setelah dijelaskan saat makan malam, kita penasaran dan melihat di YouTube. Maka kita esoknya merencanakan kunjungan ke Huma Betang yang ada di Kelurahan Sei Pasah yang merupakan tempat pembuatan film atau lokasi shooting pembuatan kisah Nyai Undang,” ungkap mereka berdua dalam Bahasa Inggris yang diterjemahkan penterjemah dari komunitas Dawen Hijau.
Erliansyah Narpan Apoi dari Disbudpora Kapuas seksi Pariwisata yang merupakan penanggung jawab Betang Sei Pasah serta pemilik sanggar tari Pahunjung Tarung merasa senang dan mengapresiasi kehadiran wisatawan mancanegara ini yang telah mengunjungi rumah adat suku Dayak yang merupakan lambang persatuan kebersamaan dan kekeluargaan. Tempat ini juga telah menjadi sejarah kita menghasilkan sebuah film sejarah,
“Harapan kita dengan kunjungan ini nantinya akan membuat budaya Dayak lebih dikenal lagi secara menyeluruh diseluruh dunia. Yang akan banyak membuat orang luar atau mancanegara berkunjung ketempat kita, belajar dan mengenal daerah kita tentunya,” harap Erliansyah Narpan Apoi.
Faturahman penggiat cinta alam dan juga karyawan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) yang mendampingi wisman bersama komunitas menjelaskan setelah dari Huma Betang ini mereka akan melihat Sandung ( tempat penyimpanan tulang leluhur) lalu ke pengrajin anyaman dan besoknya melihat orang utan di daerah Palangka Raya, terang Fathur. (wan)