NUSAKALIMANTAN.COM Kuala Kapuas – Sebulan sekali majelis Jawahirul Ma’ani yang diasuh oleh KH DR (C) Muhammad Abdul Hamid Marzuki S.Pd.I yang akrab disapa Gus Hamid
melaksanakan kegiatan pengkajian rutin. Mengawali tahun 2024, Minggu (7/1) pukul 13.00 WIB di Mesjid Darul Mutta’allimin Desa Terusan Raya Kecamatan Bataguh yang berada dilingkungan Pasar Sabtu RT 05.
Hadir dalam majelis rutin Guntur mantan Kades Terusan Raya, Deko tokoh masyarakat, jemaah mesjid baik laki laki maupun perempuan serta warga yang berdatangan disekitar Desa Terusan Raya Kecamatan Bataguh.
Dijelaskan oleh Guntur kalau pengajian ini adalah sebuah bentuk ibadah yang diperuntukan untuk umum warga sekitar Desa Terusan Raya maupun sekitarnya,
“Harapan kita dengan mengikuti pengajian majelis Jawahirul Ma’ani masyarakat disekitar mesjid Darul Mutta’ allimin Pasar Sabtu dan sekitarnya memiliki IT atau Iman dan Taqwa memperlancar urusan dunia dan akhirat,” ungkap Guntur.
KH DR (C) Muhammad Abdul Hamid Marzuki S.Pd.I mengawali urusannya mengatakan
salawat adalah kasih sayang sebagai bentuk cinta kepada orang yang dicintai. Cinta pada Rasulullah, maka bersalawat pada Rasulullah. Juga berarti menyampaikan rasa cinta kasih sayang pada junjungan kita Muhammad Rasulullah SAW. Muktamar ke-27 NU di Situbondo, Jawa Timur (1984) salah satunya menyebutkan amalan yang diamalkan, walaupun tidak tahu artinya, tapi banyak pahalanya adalah membaca shalawat dan membaca Al Quran Nur Karim dengan Ikhlas. Walaupun tidak berguru tetap dapat pahala. Salawat tidak bertajwid tidak apa apa, berbeda dengan Al Quran dan Munaqif. Salawat adalah perintah langsung dari Allah kepada orang beriman. Bahkan Allah disebutkan bersalawat pada Rasulullah SAW,
“Rasul dapat wahyu langsung untuk disampaikan kepada umat manusia. Nabi dapat wahyu juga tapi untuk diri sendiri. Rasul dan Nabi itu maksum tidak punya dosa. Rasulullah Muhammad SAW diberi oleh Allah dapat memberikan safaat kepada umatnya,” terang Gus Hamid.
Ditambahkan pengasuh Pondok Pesantren Wali Songo ini, konon dalam sebuah cerita ada seorang lelaki dan anaknya melakukan perjalanan pergi haji. Malangnya ternyata orang tua dari anak tersebut memgalami sakit yang kiat bertambah berat hingga meninggal dunia. Anehnya lagi saat ajal terus terjadi perubahan pada kulitnya yang terus berubah manjadi hitam. Ternyata ayahnya adalah pendosa, yang melakukan segala perbuatan dosa saat wafat tubuhnya menghitam dan membuat malu anaknya. Untuk menguburkan saja kalau terlihat orang lain anaknya ga kuasa malunya, Sang anak menangis hingga tertidur dan bermimpi bertemu seseorang yang ternyata Rasulullah yang dengan safaatnya mengusap sang ayah kembali kulitnya berubah seperti sedia kala.
“Semua dilakukan menurut cerita adalah karena salawat yang selalu di ucap sang ayah. Itulah rahasia dari salawat pada Muhammad Rasulullah SAW. Bahkan seorang guru besar seperti Guru sekumpul yang sangat dicintai banyak umat karena kekuatan salawat yang menjadi amalannya,” pungkas KH DR (C) Muhammad Abdul Hamid Marzuki S.Pd.I (wan)
