NUSAKALIMANTAN.COM, Kuala Kapuas –
Yayasan Borneo Orangutan Survival, Program Konservasi Mawas, menyelenggarakan kemah Lingkungan hidup bertajuk “Muatan Lokal dan Pendidikan Lingkungan Hidup Sebagai Upaya untuk Menciptakan dan Meningkatkan Generasi Muda yang Berbudaya dan Peduli Lingkungan”. Acara dilaksanakan pada Jumat (26/1) hingga Minggu (28/1). Acara dilaksanakan di Bumi Perkemahan Nyaru Mentang Palangka Raya.
Kemah ini melibatkan 9 Sekolah. Sekolah tersebut adalah SDN 1, SDN 2,SDN 3, SMPN 1,SMAN 1 dan SMKN 1 yang berada di desa Timpah. Kemudian SDN 1, SDN 2, SDN 3, SMPN 4 SATAP Timpah yang berda di Desa Lawang Kajang Kecamatan Timpah. Dengan jumlah Siswa 230 orang dan Guru Pendidikan Lingkungan Hidup Muatan Lokal (PLH Mulok) 21 orang.
Serta diikuti Korwil Timpah dan 5 Kepala Sekolah.
Acara tersebut juga sekalian lounching Buku PLH Muatan Lokal yang diserahkan Kepada Bupati Kapuas, diwakili oleh Kadis Pendidikan Drs.Aswan, Kabid pendidikan SMP Agustin, Bukit Batu, Camat Timpah dan Kades Bukit Batu.
Acara ini terlaksana kerjasama antara Yayasan Borneo Orangutan Survival, Program Konservasi Mawas,
Program Manager BOSF Mawas dan Kawan dari BOSF Nyaru Menteng dan BOSF HQ Bogor. Pembukaan kemah dilakukan oleh Kordinator Wilayah Pendidikan Timpah Ramadie, S.Pd. ada 27 cabang kegiatan yang diperlombakan meliputi bidang ketrampilan, seni dan budaya yang berwawasan lingkungan.
Program Manager BOS Mawas, Jhonson Regalino bersama kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas, Drs. Aswan, M.Si meluncurkan buku Muatan lokal yang berbasis materi lingkungan hidup. Buku tersebut berisi pelajaran Muatan lokal untuk sekolah dasar kelas 4,5 dan 6 serta untuk SMP kelas 7,8 dan 9. Rencananya buku tersebut akan digunakan di sekolah-sekolah SD dan SMP di kecamatan Timpah.
Manager BOS Mawas, Jhonson Regalino Mengungkapkan akan pentingnya buku mulok berbasis pendidikan lingkungan hidup sebagai mata pelajaran muatan lokal, dimaksudkan sebagai upaya sistematis dan berkesinambungan, khususnya untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran, sikap dan ketrampilan peserta didik, yang diharapkan dapat tercermin dalam perilaku kesehariannya,
“Semoga buku Mulok tersebut dapat digunakan juga disekolah-sekolah lainnya. Sebagai panduan dalam pembelajaran mengenai lingkungan hidup dan kecintaan pada lingkungan serta peduli pada makhluk hidup,” ungkap Jhonson Regalino.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas, Drs. Aswan, M.Si mengungkapkan Peresmian Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai muatan lokal di SD, SMP, dan SLTA di Kabupaten Kapuas adalah tonggak bersejarah. Mulok ini bukan sekadar penyampai pengetahuan tentang lingkungan hidup. Tetapi juga menanamkan kepedulian terhadap lingkungan dan membentuk kecintaan terhadap budaya lokal. Melalui peresmian buku Mulok ini pada acara kemah lingkungan, kami berharap menciptakan semangat baru bagi peserta didik dalam mengenal alam. Ini bukan hanya pendidikan, tetapi juga perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam, menciptakan generasi yang tidak hanya peduli terhadap bumi, tetapi juga mencintai dan melindungi warisan budaya mereka,
” Saya menilai muatan lokal ini merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi pendidikan. Karena dapat membantu peserta didik terhubung dengan lingkungan serta memperkaya pengetahuan lingkungan hidup dan budaya,” ungkap Aswan.
Untuk acara penutupan yang dilaksanakan Minggu (28/1) ditutup oleh Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Kapuas Drs. Aswan M.Si,. dilanjutkan kunjungan ke Pusat Reintriduksi Orangutan di BOSF Nyaru Menteng. Hal ini atas permintaan dari siswa siswi yang ingin melihat langsung orang utan dari ruang Pusat Informasi BOSF Nyaru Menteng..
Setelah selalesai kunjungan seluruh siswa siswi pulang ke desa masing dengan diantar jemput menggunakan 9 buah bus dan di kawal Panitia yang menggunakan mobil minibus jenis Innova. (wan)
