NUSAKALIMANTAN.COM, Barito Selatan — Pemerintah Kabupaten Barito Selatan melalui
Asisten perekonomian Dan pembangunan Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Barito Selatan Yoga Pransetianto Utomo menyampaikan sambutan yang mewakili Pj Bupati Barito Selatan Dr H.Deddy Winarwan, M.Si saat acara yang dilaksanakan di Puskesdes Jalan Sepakat kelurahan hilir sper kecamatan Dusun Selatan Buntok kota Kamis (20/6)
Hadir dalam acara tersebut Plt Kepala Dinas Kesehatan Barsel Hj.Endang Sugiarti, Kepala Dinas BKKBN, Kasat Bimas Polres Barsel mewakili Kapolres Barito Selatan dan Ibu PKK serta Anggota Puskesdes Kelurahan Hilir Sper.
Yoga Pransetianto Utomo mengatakan dalam rangka Pemantauan Pengukuran dan Intervensi Serentak atas arahan Wakil Presiden Republik Indonesia selaku Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting Pusat dalam Rapat Tingkat Menteri pada tanggal 19 Maret 2024,
” Maka Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting menjadi Gerakan Bersama berkelanjutan yang bertujuan untuk memastikan cakupan layanan pengukuran lebih luas, deteksi dini masalah gizi dan kesehatan, serta intervensi yang tepat sasaran dan efektif kepada sasaran yang memiliki risiko stunting. Didalam arahannya Wakil Presiden RI menyampaikan beberapa hal,” sebut Yoga Pransetianto Utomo.
Adapun cara yang dilakukan seperti disampaiakan Yoga Pransetianto Utomo adalah dengan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program, baik terkait capaian, pembelajaran, maupun rekomendasi, agar program yang sudah kita lakukan dapat berlanjut dan menjadi prioritas pemerintahan selanjutnya. Memfokuskan strategi dan pendekatan pada pencegahan terjadinya stunting baru, tanpa mengurangi intervensi pada anak stunting,
” Mengarahkan berbagai intervensi kebijakan padahal yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk mempercepat penurunan stunting, menjaga komitmen dan visi pimpinan terhadap program penurunan stunting, baik di Pusat maupun daerah,” ungkap Yoga Pransetianto Utomo.
Selanjutnya disampaiakn Yoga Pransetianto Utomo
dengan mempertimbangkan kondisi di atas dan waktu yang tersedia untuk implementasi program, maka target untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024, memerlukan komitmen tinggi dan kerja keras dari semua pihak untuk bergerak sama melakukan terobosan atau inovasi untuk mempercepat pencapaian target penurunan stunting.
Pengukuran dan Intervensi serentak pencegahan stunting yang sedang gencar kita laksanakan menandakan keseriusan Pemerintah untuk terus melakukan berbagai upaya pencegahan stunting dan sekaligus menangani stunting. Kegiatan ini adalah kebijakan inovatif, sebagai Gerakan Bersama yang melibatkan semua kementerian atau lembaga, pemerintah daerah provinsi, kabupaten kota, dan pemerintah desa untuk mencegah bertambah nya anak stunting baru,
“Kualitas pelaksanaan Gerakan pengukuran dan intervensi serentak akan menghasilkan data yang akurat apabila seluruh sasaran ditimbang dan diukur, pengukuran menggunakan alat antropometri sesuai standar yang telah dikalibrasi, kader memenuhi syarat keterampilan untuk melakukan penimbangan dan pengukuran, serta pelaksanaan intervensi PMT pemulihan yang tepat sasaran disertai monitoring dan evaluasi.
Melalui kegiatan ini juga diharapkan dapat mengoptimalisasi manajemen penanganan stunting secara menyeluruh, yang didukung tersedianya data stunting yang akurat dan kredibel sehingga intervensi program penanganan stunting semakin terarah dan tepat sasaran,” sebut Yoga.
Terakhir Yoga Pransetianto Utomo menyebut hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menyebutkan bahwa Kabupaten Barito Selatan mengalami penurunan Prevalensi menjadi 23,9 %. Hal ini menjadi hal yang patut kita syukuri, namun jangan membuat kita lengah terhadap faktor resiko penyebab terjadinya stunting. Mari terus kita kawal serta bergandengan tangan, saling mendukung, dan berinovasi untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak. Generasi mendatang berhak untuk tumbuh sehat, cerdas, dan kuat, sehingga Kabupaten Barito Selatan memiliki masa depan yang lebih cerah, pungkasnya.
Ditempat yang sama ketua TP-PKK kabupten Barito Selatan Hj.Erna Winarwan, SE M.Si mengatakan Peranan penting dalam penanganan stunting khususnya yang dilakukan oleh PKK dapat dilihat dalam intervensi sensitive stunting. Keluarga dan masyarakat umum pun dijadikan sebagai subjek dan objek dari pelaksanaan intervensi gizi sensitif. Serta pelaksanaan intervensi sensitif menyesuaikan terhadap sosial budaya masyarakat lokal. Program ataupun kegiatan tersebut dapat berupa peningkatan kesadaran terhadap issue stunting, komitmen untuk lebih proaktif dalam berpartisipasi di layanan kesehatan seperti Posyandu ataupun pelatihan dan sosialisasi yang dapat dilakukan oleh PKK, dan edukasi tentang pola asuh dan asupan gizi seimbang yang sesuai dengan kondisi tumbuh kembang anak.
” PKK memiliki peran sangat penting sebagai agen perubahan untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat agar tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai khususnya dalam pencegahan stunting. Tujuan tersebut ialah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang issue stunting, maka ketika masyarakat sudah timbul awareness dapat membuat masyarakat menerapkan perilaku hidup sehat, perilaku sadar gizi, menerapkan pola asuh yang sesuai dan berpartisipasi aktif dalam mengakses pelayanan kesehatan sehingga mampu menciptakan aksi kolektif dalam menangani kasus stunting, contoh sederhananya adalah dengan mengajak Masyarakat untuk datang dan memanfaatkan layanan Posyandu,” ucap Hj.Erna Winarwan.
Ditambahkan Hj.Erna Winarwan dalam pencegahan stunting terdapat intervensi sensitive yang memiliki kontribusi cukup besar yaitu sebesar 70 % untuk mendukung pencegahan terjadinya stunting meskipun secara tidak langsung. Program ataupun kegiatan yang mengacu pada intervensi sensitif dapat dilakukan upaya penyesuaian berdasarkan kearifan lokal setempat. Adapun kegiatan ataupun program intervensi sensitif dapat berupa penyuluhan kesehatan ibu dan anak dan sosialisasi terkait penerapan praktik pengasuhan anak yang sesuai dengan tahap perkembangan anak,
” Dari pelaksanaan beberapa kegiatan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan komitmen masyarakat khususnya gerakan pemberdayaan keluarga (PKK) bersama dengan elemen masyarakat melakukan pencegahan stunting.tutup Hj.Erna Deddy Winarwan (stiv)
