NUSAKALAMANTAN.COM, Kuala Kapuas – Kurangnya pemahaman akan agama yang dianutnya, memang cenderung ingin mencari pembanding. Hal itu akibat dari ketidak yakinan dalam diri. Lalu mengorek ngorek atau bahkan cenderung seperti melecehkan agama lain. Beda dengan yang meyakini akan agamanya, pasti akan memilih menjalankan agama tersebut tanpa mengurusi atau menilai agama lain. Seperti baru baru ini terjadi di Kota Kuala Kapuas yang selama ini menjunjung tinggi falsafah Huma Betang dan diberitakan baik lewat media sosial maupun media mainstream.
Dalam berita disatu media online disebutkan awalnya saling mengejek di medsos, hingga mengarah pada chat yang menghina masalah agama. Berakibat ujung ujungnya banyak yang tidak terima. Yang mana perbuatan dari salah satu remaja yang tinggal di Patih Rumbih tersebut menuai kontra dan rasa geram banyak pihak. Beberapa pihak yang tidak terima, berusaha mencari keberadaannya.
Setelah menuai kecaman, akhirnya dirinya menghapus unggahan-unggahan bermuatan SARA tersebut. Selain itu, ia juga telah memberikan klarifikasi permintaan maaf melalui sebuah video yang tersebar luas pada 27 Juni 2025 lalu.
“Saya minta maaf atas kekacauan yang terjadi dan saya telah meminta maaf karena telah menghina Agama. Saya juga sangat menyesali atas perbuatan ini,” ucap Jeremy remaja yang dimaksud dalam video berdurasi satu menit.
Menyikapi peristiwa tersebut Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kapuas melaui ketuanya H Ahmad Mujahidin saat ditemui Senin (30/6) pagi di kediaman Jalan Piere Tendean Kuala Kapuas mengatakan sangat menyayangkan peristiwa tersebut terjadi ditengah kita baru saja merayakan Tahun baru Hijriah, dimana kita berharap kerukunan dan kebersamaan ummat dalam mengawali tahun hijriah ini bisa lebih erat terjalin dalam rasa toleransi beragama yang tinggi ditengah keberagaman. Dimana kita berharap keberagaman itu sebagai rahmatan Lil Alamin atau mewarnai keberagaman dalam satu kesatuan,
” Semoga tidak terjadi lagi hal demikian dan kerukunan beragama dalam prinsip Huma berang saling menghormati sesama pemeluk agama bisa terjalin dengan baik. Untung saja tidak merembet dan bisa masing masing menyadari kesalahannya untuk kedepan bisa menjadi lebih baik dan bijak dalam bermedia sosial,” ungkap H Akhmad Mujahidin.
Terpisah sebelumnya Kasi Binmas Kantor Kemenag Kapuas H Hasbullah di Kantor Kemenag Kapuas Jalan Tambun Bungai Kuala Kapuas, selaku pembina masyarakat untuk hidup dalam kedamaian dan toleransi menyesali adanya persebat yang berujung saling mengejek yang bisa menciderai kerukunan. Terlebih dilakukan remaja yang seharusnya lebih fokus dalam mempersiapkan masa depan, bukan mempersoalkan perbedaan yang sebenarnya adalah keyakinan masing masing individu. Kalau terjadi lagi, tentu saja hal ini bisa berujung pada pelanggaran hukum, pesan H Hasbullah.
(wan)
