Senin , 25 Agustus 2025

Peternakan Itik Petelur di Belanti Siam Mangkrak

Peternakan Itik Petelur di Belanti Siam Mangkrak

NUSAKALIMANTAN.COM, Pulang Pisau – Peternakan itik di wilayah Desa Balanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), mangkrak alias terbengkalai.

Tak hanya bangunan yang terbengkalai, bahkan ribuan jenis itik petelur ini pun sempat tak tahu rimbanya.

Padahal tujuan dari program tersebut, untuk peningkatan ketahan pangan yang masuk dalam program food estate dengan harapan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah.

Informasi dihimpun, sejak disalurkannya program tersebut pada 2021 lalu, program yang dikelola para kelompok ternak itu sempat berkembang pesat dan cukup menghasilkan.

Namun, di pertengahan tahun 2025, dikabarkan bahwa program yang bersumber dari dana APBN Pusat, dalam hal ini Kementerian Pertanian melalui Dirjen Peternakan Pusat tidak berjalan hingga kondisi bangunan dengan dua kandang mewah dilengkapi peralatan mesin pengolahan pakan dan lainnya itu, terbengkalai dan area bangunan sudah ditumbuhi rerumputan.

Diyo, salah satu warga desa setempat mempertanyakan, kenapa peternakan itik yang diketahui sudah menghasilkan puluhan ribu telur itik, dan bahkan dikabarkan kelompok tani telah menghasilkan saldo keuntungan ratusan juta, Lalu kenapa kini tak berfungsi?

“Kami tentu mempertanyakan hal ini, kenapa bangunan dan juga peternakan itu kini terbengkalai. Mana puluhan ribu itiknya, bagaimana pengelolaannya, kita juga mendengarkan hasil panennya masuk ke rekening kelompok pengelola, saldonya itu tidak sedikit nilainya?”,ujar Diyo kepada sejumlah awak media.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Pulang Pisau melalui Kabid Peternakan dan Keswan di Distan, Ibrahim mengatakan bahwa program penyaluran kandang ternak itik tersebut merupakan program Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Bogor pada tahun 2020.

“Jadi, program itu dari Balitnak tahun 2020, hanya saja kebetulan lokasinya di wilayah kita, dan secara administrasi dan tanggung jawab bukan di kita, semuanya adalah aset Balitnak Bogor,” ujar Ibrahim.

Ia menyebut, sebelumnya juga Pemkab Pulang Pisau pernah mendapatkan penyaluran ternak itik petelur ini bersumber dari dana APBN Pusat, dalam hal ini Kementerian Pertanian melalui Dirjen Perternakan Pusat. Tetapi bukan dari Balitnak Bogor.

Penyaluran tersebut, berlangsung pada 2021 lalu, kepada Kelompok Tani di 5 kecamatan di wilayah program food estate.

“Lima kecamatan yang mendapat bantuan ternak tersebut, Kecamatan Kahayan Hilir, Kecamatan Maliku, Kecamatan Pandih Batu, Kecamatan Sebangau Kuala, dan Kecamatan Kahayan Kuala. Kesemuanya itu kelompok tani penerima dilakukan pelatihan dan sudah melalui hasil verifikasi dan dianggap memenuhi syarat,” ujarnya.

Ia menjelaskan, di tahun 2021 lalu, Kabupaten Pulang Pisau mendapat penyaluran itik petelur sebanyak 24 ribu ekor siap menghasilkan telur.

Selanjutnya, para penerima pun, disiapkan fasilitas dari kementerian, seperti kandang, pakan, dan obat-obatan (paket lengkap). Namun, tambah Ibrahim, saat ini kondisi di lapangan tidak memungkinkan hingga para petani atau peternak kita dapat melanjutkan program tersebut.

“Jadi faktor kendalanya baik Pulang Pisau maupun Kapuas adalah masalah pakan, karena semuanya ketergantungan pakan pabrikan (pakan jadi), harganya pakan yang sudah jadi atau yang diolah per saknya Rp 475.000 sampai Rp500.000, ini yang membuat petani bebek kita gagal kemaren,” kata Ibrahim menjelaskan permasalahan.

Ditanya, dimana keberadaan ribuan itik-itik tersebut? Ibrahim menjawab bahwa itik-itik itu dimanfaatkan oleh masing-masing peternak.

“Itiknya dibagikan ke anggotanya masing-masing, karna tidak sanggup beli pakannya tadi, sebagian ada yang mati jua, dan sebagainya ada juga yang mereka jual untuk bayar utang harga pakan di toko,” sebutnya.

“Untuk permasalahan ini, kami juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak balai di Pelaihari. Disitu pihaknya meminta kita untuk melanjutkan program yang sama, tapi saya tolak dengan tegas. Artinya, kalau masih banyak penyaluran program itik petelur dan ayam buras atau semua jenis unggas kami tidak menerima, karena efektifnya bantuan ternak sapi dan kambing yang ideal di daerah kami. Nah, ke depan, kita akan mendapat bantuan penyaluran hewan sapi dan kambing dari pemerintah pusat,” ungkap Ibrahim terangnya. (Abdmanan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *