Senin , 8 Desember 2025

Ketua RT se Kelurahan Pulau Kupang Wisata ke Kalampayan Dan Batakan

NUSAKALIMANTAN.COM, Kuala Kapuas – Datuk Kalampayan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari ulama besar dari tanah Banjar lahir di Martapura, terkenal dengan kitab “Sabilal Muhtadin”  juga jasanya menyebarkan Islam di Kalimantan Selatan, dengan makamnya di Kalampayan Tengah, Astambul, menjadi destinasi ziarah utama di Kalimantan Selatan.

Pantai Batakan Baru yang terletak di Desa Batakan Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut (Tala) Kalimantan Selatan, seolah tidak pernah pudar akan pesonanya. Bukan hanya pengunjung dari Kabupaten Tala atau Provinsi Kalimantan Selatan namun ada juga yang berasal dari provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur datang dan menikmati indahnya pantai tersebut.

Kedua hal tersebut yang memacu keinginan para ketua RT se Kelurahan Pulau Kupang Kecamatan Bataguh yang dipimpin oleh Lurahnya Erliansyah, A.Md., untuk mengunjungi tempat tersebut yaitu Makamnya Datuk Kalampayan di Kabupaten Banjar dan Pantai Batakan di Kabupaten Tanah Laut  yang merupakan tempat Destinasi Wisata.

” Benar, Akhir November 2025 kemarin kita dengan menggunakan satu bus mendatangi dua tempat wisata yang berada di Kalimantan Selatan merupakan perpaduan wisata religi dan menikmati keindahan alam serta edukasi bagi kita untuk termotivasi menciptakan hal serupa,” ungkap Erliansyah

Erliansyah yang ditemui pada Jumat (5/12) pukul 13.00 WIB di Kantor Kelurahan Pulau Kupang Kecamatan Bataguh menyebutkan kita rombongan berangkat pada hari Sabtu supaya tidak mengganggu pelayanan kalau menggunakan hari lainnya. Tidak Hari Minggu karena pulangnya malam tentu akan mengganggu kondisi kelelahan perjalanan, sedang besoknya beraktifitas,

“Yang paling berkesan sekaligus menegangkan adalah saat di Pantai Batakan, karena kita setelah menempuh perjalanan dengan bis, sesampai di pantai harus menaiki klotok menuju pulau datu tempat makam yang akan diziarahi. Pulau Datu terletak 7 mil di utara Tanjung Selatan. Selain makam Datu Pamulutan, pulau ini juga terdapat makam H. Abdussamad dan H. Jafri, guru agama yang memiliki wasiat untuk dimakamkan di pulau ini,” terang Erliansyah.

Erli menjelaskan menegangkan karena saat itu ombak sedang besar. Sehingga klotok yang dinaiki harus melalui hamparan gelombang tersebut. Untungnya kondisi geografi Kelurahan Kita Pulau Kupang, karena ada di seberang sungai dan telah terbiasa ditempuh dengan ces atau klotok kecil, ga masalah bagi beberapa ketua RT yang disalahkan seberang,

” Dari perjalanan wisata religius maupun melihat kondisi pantai dan berklotok menuju Pulau Datu, kita berharap semua bisa berimajinasi menciptakan dalam Kelurahan Pulau Kupang apa yang bisa ditetapkan, jika digali pasti akan ada, karena tidak ada usaha yang menghianati hasil,” pungkas Erliansyah (wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *