Rabu , 2 Juli 2025
Kegiatan menjaga kebersihan dan keindahan Kepala Sekolah dan Guru SMP 2 Kapuas Hilir Satu Atap

Peduli Kebersihan Sekolah Disisa Waktu Setelah Awasi Anak Tes

NUSAKALIMANTAN.COM, Kuala Kapuas – Ada Semboyan 5 K yaitu Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan dan Kekeluargaan. Untuk mewujudkan keindahan dan kebersihan, Kepala SMP 2 Kapuas Hilir Satu Atap di Jalan Pematang Baji Desa Bakungin Kecamatan Kapuas Hilir, H Samsul Bahri, S.Pd.,M.Pd., bersama beberapa guru mengisi waktu setelah mengawasi test dengan giat membersihkan sekolah.

Kepala SMP 2 Kapuas Hilir Satu Atap, H Samsul Bahri saat diwawancarai mengatakan saat anak anak sudah selesai tes atau ulangan, kita memiliki waktu longgar sambil menunggu jam pulang. Waktu itu kita manfaatkan untuk melalukan kegiatan bersih-bersih. Kebetulan juga ada cat, kita juga lakukan pengecatan untuk memenuhi unsur keindahan,

“Seperti diketahui, jika jam sekolah belajar mengajar seperti biasa, seperti disekolah lainnya ada jadwal pikat kebersihan yang dilakukan anak didik kita. Tapi kalau saat tes ini tentu aja tidak berlaku, Karana anak didik mempersiapkan diri untuk ulangan. Makanya kita guru yang menggantikan,” ujar H Samsul Bahri.

Ditambahkan H Samsul lagi, kita memang menekankan pada anak didik di sekolah kita, kalau kebersihan itu adalah sebagian dari iman. Jadi dengan menjaga kebersihan kita juga berarti memperkuat iman secara tidak langsung pada anak didik. Tapi dalam kesempatan ini kita guru juga memberi contoh dan secara bijak mengambil alih karena mereka sedang menjalani ulangan atas tes,

“Jadi bukan berarti kita guru hanya bisa menyuruh tapi juga bisa melakukan apa yang disuruh sebagai contoh. Onisejalan dengan pendidikan karakter dalam kurikulum merdeka. Didampingi itu kita sebagai pengajar dan sebagai kepala sekolah merupakan wujud rasa memiliki,” ungkap H Samsul Bahri yang juga pengurus Mesjid Agung Al Mukarram Kapuas.

H Samsul Bahri menjelaskan juga, itulah propesi sebagi guru atau pendidik, walaupun sudah kepala sekolah seperti saya, makna guru di gugu dan ditiru itu atau istilahnya panutan itu harus menjadi bagian dari konsekuensi kita dalam.memjalankan propesi, pungkasnya. (wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *