NUSAKALIMANTAN.COM, Pulang Pisau – Sugianto, salah seorang warga petani pemilik sawah di lahan Food Estate, Desa Gadabung, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, mengaku selalu meraup keuntungan setiap kali musim panen padi hingga 80-90 ton dari 17 hektare lahan miliknya.
“Alhamdulillah pak, seperti biasa, hasil panen saya melimpah, kemaren baru 24 borongan panen, saya sudah dapat 4 ton lebih,” kata Sugianto kepada NUSAKALIMANTAN.COM saat diwawancara di sela kedatangan Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo di Desa Gadabung, Rabu (10/2/2021).
Dia menjelaskan, luas 24 borongan itu sebutan ukuran luas tanah yang biasa dipakai masyarakat setempat. Menurut Sugianto 24 borongan itu tidak sampai satu hektare. “Satu hektare itu 36 borongan, jadi masih kurang 12 borongan baru bisa disebut satu hektare,” jelas Sugianto yang juga akrab disapa Pak Anto itu.
Hanya dengan 24 borongan atau kurang dari satu hektare, Sugianto sudah bisa memanen padi hingga mencapai 4 ton lebih. “Kalau seandainya 36 borongan atau satu hektare, saya bisa memanen padi 7 hingga 8 ton perhektare,” kata dia.
Sejauh ini, Sugianto sudah memiliki alat pertanian berupa mesin Combain, handtraktor tangan dan 1 unit traktor Jonder. “Semua alat itu saya beli dari hasil bertani saya selama ini di Desa Gadabung ini,” ungkap Sugianto seraya menunjukkan sebuah mobil Fortuner miliknya dari hasil bertani.

Lebih rinci Sugianto memaparkan, dalam setahun ia bisa memanen sebanyak 180 ton gabah kering giling dan gabah kering panen dengan ubinan rata-rata 5-6 ton perhektare. “Memang terjadi turun naik hasil produksi panen, tapi hasilnya tidak jauh. Kalau saya rata-rata 150-180 ton panen setahun 2 kali dari 17 hektare lahan saya,” kata Sugianto lagi.
Sugianto mengakui, ada sedikit lahan petani yang terserang hama wereng yang mengakibatkan padi roboh sebelum masa panen. “Tapi bapak bisa lihat sendiri, luasannya tidak banyak, hanya di titik-titik tertentu,” ucapnya saat mengajak media ini berkeliling melihat hamparan padi di lokasi Food Estate Desa Gadabung.
Sebenarnya, kata Sugianto, hasil panen padi di lahan Food Estate Desa Gadabung dan Belanti Siam juga tidak lepas dari kerajinan petani merawat tanaman padinya. Kalau sering disemprot untuk mencegah hama maka padi tidak akan diserang hama yang mengakibatkan batang padi roboh.
Mengenai serangan hama tikus yang heboh di media nasional menyebabkan petani Food Estate gagal panen, Sugianto membantah hal itu. “Bagaimana bisa disebut gagal panen kalau hanya segelintir lahan petani yang hasilnya turun karena serangan hama tikus dan cuaca ekstrim, sementara masih banyak lahan petani yang panennya melimpah,” tutur Sugianto.
Baca juga : Mentan SYL Akan Lapor Presiden Food Estate di Pulang Pisau Sukses
Sementara Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau, Slamet Untung Riyanto saat dibincangi mengatakan, Food Estate di Kabupaten Pulang Pisau baru berumur 3 bulan lebih dan baru panen 2 kali.
“Prosesnya baru mulai uji coba, kita akan evaluasi, kalau memang petani meminta pola tanam dirubah 2 kali setahun kan nanti ada penelitiannya, hasil penelitian dari BPTP itu nanti menjadi rekomendasi untuk menerapkan pola tanam kepada petani,” ungkap Slamet.
Bisa saja, sambungnya, pemerintah menerapkan pola tanam 2 kali setahun sesuai kebiasaan petani setempat, dengan cara memberi suplemen lebih untuk tanaman padi, atau menggunakan bibit padi unggul yang dapat meningkatkan hasil produksi padi.
“Bisa juga dengan menggunakan pola 3 kali setahun diselingi tanaman palawija atau sayuran umur pendek, seperti kol, sawi, cabai, brokoli dan lainnya untuk mengisi 1 kali musim tanam sehingga tetap 3 kali dalam setahun, nanti kita liat bagaimana hasil penelitiannya,” kata Slamet lagi.
Sebagaimana diketahui, kedatangan Mentan RI Syahrul Yasin Limpo ke beberapa lokasi Food Estate di Kalimantan Tengah untuk menyikapi pemberitaan miring dalam beberapa pekan terakhir ini yang menyebutkan Food Estate di Kalteng terancam gagal panen.
Mentan RI, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, para pejabat di dinas Provinsi Kalteng, dan Bupati Pulang Pisau membantah kabar-kabar itu.
“Hamparannya di daerah lain tidak seperti hamparan yang kita lihat sekarang ini. Oleh karena itu kelebihan Kalteng yang seperti inilah yang Pak Jokowi mau dorong, bahwa kelebihan itu harus bermanfaat lebih banyak bagi rakyat yang ada,” ucap Mentan dalam sambutan saat kunjungan kerjanya.
Kata Mentan, lahan food estate di Kabupaten Pulang Pisau ini telah digarap seluas 10 ribu hektare. Jika terdapat hasil produksi padi menurun hanya terjadi 1-2 hektare. “Itulah dinamikanya, mungkin ada hal-hal yang perlu disempurnakan,” beber Mentan.
Untuk itu, setelah pulang dari kunjungannya tersebut, Syahrul Yasin Limpo akan segera melaporkan kepada Presiden RI Ir H Joko Widodo bahwa food estate di Kabupaten Pulang Pisau ini akan sukses. (nk-1)