Jumat , 22 Agustus 2025
Acara workshop konservasi Bekantan dan pembangunan ekowisata di Pulau Kupang

Workshop Konservasi Bekantan dan Pembangunan Ekowisata di Pulau Kupang

NUSAKALIMANTAN.COM, Kuala Kapuas – Pulau Kupang yang memiliki keunikan, selain sebuah pulau di aliran sungai Kapuas Murung, juga merupakan habitat hewan yang dilindungi yaitu Bekantan atau nama latinnya Nasalis Larvatus. Pecinta alam dan komunitas mengadakan acara workshop konservasi Bekantan dan pembangunan ekowisata di Pulau Kupang, Jumat (28/7) pukul 14.00 WIB, di Aula Kantor Camat Bataguh Jalan Pematang Sawang Desa Sei Lunuk.

Acara workshop selain diikuti pencinta alam Kapuas dan Komunitasnya. Lurah Pulau kupang dan dinas terkait, seperti Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kapuas Caroline, Kepala Dinas Budaya Pemuda dan Olahraga Agusthe yang diwakili Erliansyah Narpan Apoi, Camat Bataguh Syuryadin, Damang Bataguh Darmandi, yang mewakili Kasubsektor Bataguh dan perwakilan dari TNI, Kepala Desa Sei Lunuk Manto Susilo, panitia pelaksana yang terdiri dari club pecinta alam, Rumah Pintar Askari dan lainnya

Sambutan camat Bataguh Syuryadin sekaligus membuka kegiatan workshop, kegiatan ini kalau tidak salah adalah pertama kali di Kecamatan Bataguh, yang mana ini merupakan pembagunan ekowisata yang kita harapkan semoga nanti bisa mengangkat sektor pariwisata. Kegiatan ini akhirnya akan mengangkat nama Kecamatan Bataguh dan juga Kelurahan Pulau Kupang serta wilayah lainnya untuk lebih dikenal diluar, atau sebagai promosi. Tentu saja juga meningkatkan ekonomi masyarakat, sebut Syuryadin.

Fathurrahman ketua panita yang bekerja di Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) memberikan materi tentang keunikan Pulau Kupang yang merupakan habitat dari bekantan. Berhubungan dan bersinergi dengan destinasi situs Nyai Undang dan pengeboran minyak belanda jaman dulu. Sudah ditelusuri sebagai destinasi wisata dengan turis lokal dan juga manca negara yang kita coba bersama komunitas yang ada, sebut Faturrahman.

Caroline kepala DLH memberi materi kalau dinas telah melakukan upaya penanaman pohon bersama komunitas lain, memberi informasi untuk kesadaran menjaga kelestarian bekantan, memberi masukan untuk pemerintah pentingnya pulau Kupang sebagai habitat bekantan. Membuat profil keaneka ragaman hayati termasuk bekantan dan membuat rencana induk Taman Kehati untuk kehidupan bekantan. Kendala adalah status tanah atau lahan, sebut Caroline.

Sementara untuk Ekowisata dari bidang Pariwisata disampaikan oleh Erliansyah Narpan Apoi dari Dinas Budaya Pemuda dan Olahraga. Erliansyah mengungkap masalah sisi konseptual ekowisata, elemen ekowisata. Pendekatan pengelolaan ekowisata akan lebih bersinergi jika ada ekonomi kreatif, seperti kuliner dan tersedianya tempat untuk lebih enjoy dalam menikmati sarana dan prasarana di tempat wisata tersebut, terangnya.

Setelah pemaparan dari pemberi materi acara dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi bersama. (wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *