NUSAKALIMANTAN.COM, Kuala Kapuas – Kasus Demam Berdarah Dengue ( DBD) yang penularannya melalui gigitan nyamuk Aides Agypti, dalam mengatasi penularan adalah dengan menghentikan perkembangan biakan nyamuk. Cara mengatasi berkembangnya pembawa virus dengue yang bisa menyebabkan kematian dengan menghambat populasi nyamuk. Dengan Fogging atau pengasapan pada nyamuk dewasa. Membunuh perkembangan biakan telur dan jentik jentik.
Tapi lebih tepat Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN) seperti abatisasi pembersihan air tergenang yang dapat menjadi sarang jentik jentik, karena kalau pemyemprotan, tujuh hari kemudian jentik jentik akan menjadi nyamuk dewasa nantinya tidak terbunuh.
“Banyak permintaan fogging jika ada terindikasi DBD ditemukan di satu desa, tapi perlu kita telusuri dulu,
ada berapa kasus, sebelumnya apakah terkena di sekitar daerah tersebut atau bawaan dari luar. Kalau bawaan dsri luar, berarti untuk apa di fogging. Apalagibcuma satu kasus dan bawaan. Tapi masyarakat merasa belum diatasi kalaibtidak ada penyemprotan,” terang Agat, S.Kep.,Ners., Kepala Puskesmas Sei Tatas Kecamatan Pulau Petak.
Dikatakan Agat lagi, lingkungan bersih dan waspada disiang hari saat nyamuk tersebut berkeliaran terus lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) cegah sampah yang menimbulkan genangan air serta bersihkan penampungan air secara rutin agar tidak terjadi tempat jentik jentik, pesan Agat.
Kepala Bidang Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas, dr H Ahmad Haspian ditemui di Kantor Dinas Kesehatan Kapuas Jalan Tambun Bungai Kuala Kapuas, Rabu (28/2) mengatakan
hal terpenting dari pencegahan penyakit ( DBD) memiliki kesadaran untuk memutuskan populasi nyamuk Aedes aegypti. Sarannya bukan air dengan media tanah. Tapi genangan air seperti sampah terbuag menjadi penampungan air, bak mandi, tempat makan burung, sisa air dari lemari es. Nyamuk ini tidak hidup di kolam ataupun air disungai atau parit,
” Untuk mencegah semprotkan pembunuh serangga di tempat yang ada genangan air yang media bukan tanah. Hidup bersih dan waspada di saat nyamuk biasa melakukan gigitan,” pesan dr. H Ahmad Haspiani. (wan)
