NUSAKALIMANTAN.COM, Kuala Kapuas – Film Nyai Undang yang mengisahkan tradisi masyarakat dayak Ngaju saat ini masuk dalam tahapan screening Film dan nonton bareng untuk selanjutnya diamati, diteliti dan didiskusikan sebelum dilounching.
Terlibat dalam screening dan nonton bareng film Nyai Undang ini, Kepala Dinas Budaya Pemuda dan Olah Raga (Disbudpora) Kabupaten Kapuas, H Suparman bersama sejumlah Damang di wilayah Kabupaten Kapuas, baik Damang Bataguh Dharmanty, Damang Selat Hendri Dinan dan Damang Kapuas Hilir, Camat Bataguh Syuryadin, Camat Kapuas Timur Yan Safriansyah, dan sejumlah pemain yang terlibat lainnya.
Selain itu juga diikuti Ketua pelaksana pembuatan Film Erliansyah N Apoi, Tim Kreasi Anak Banua (KAB) dan para pemain film Nyai Undang. Acara tersebut dilaksanakan di Gedung Gandang Garantung Jalan A.Yani Kuala Kapuas, Sabtu (6/3) pukul 19.30 WIB.
Turut hadir juga dalam acara nonton bareng Asosiasi Duta Wisata Indonesia (Adwindo) Ketua Klub Jatung Sehat bersama Tim, Ketua Perguruan Silat Haur Bahenda, Perguruan Silat Singa Jambung, Perguruan Silat Kuntaw Melayu Tinggi Pancar Sembilan dan Perguruan Pukul Gelombang masing-masing bersama Tim yang turut memperkuat Pemain dalam karya Film Nyai Undang.
Film Nyai Undang ini dalam tradisi tutur masyarakat Dayak Ngaju, Nyai Undang merupakan seorang ratu jelita yang memimpin Kuta Bataguh. Bahkan, dalam buku The Lost City; Menelusuri Jejak Nyai Undang dari Kuta Bataguh dalam Memori Suku Dayak Ngaju, ditulis Herry Porda N.P, M.Z. Arifin Anis dan Mansyur, sejarawan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengungkap tradisi lisan soal keberadaan sang ratu.
Tradisi lisan yang dikenal di masyarakat Dayak Ngaju adalah Tetek Tatum diurai dalam buku setelah 140 halaman itu, dibeber soal hasil pelacakan dari berbagai sumber dan artefak serta hubungannya dengan kerajaan tempo dulu seperti Kerajaan Banjar, Kerajaan Kotawaringin di Tanah Kalimantan serta Tiongkok. Termasuk, hasil riset dari ilmuwan Eropa. Ini merupakan referensi dalam penulisan Film Nyai Undang ini, menepis anggapan adanya pembuatan film ini tidak memiliki dasar.
Erliansyah N Apoi, selaku ketua pembuatan film ini, mengatakan adanya screening ini adalah salah satu rangkaian untuk penyempurnaan film ini, ucap Erliansyah.
H Suparman selaku kepala dinas Budpora menyambut baik upaya pembuatan film Nyai Undang dengan terus mengevaluasi untuk menuju kesempurnaan walaupun dengan segala keterbatasan kita, ungkap H Suparman
Sedangkan dari Kreasi Anak Bangsa (KAB) menguraikan dalam pembuatan film Nyai Undang ini dari 49 scene kita melakukan take hampir 490 take lebih, tapi berkat kesabaran sutradara Fin Lee Neo tetap proses pembuatan berjalan dan selesai walau dengan kerja keras kita bersama, ujar Rizky yang mewakili Kreasi Anak Banua. (nk-5)