Sabtu , 4 Oktober 2025

Situs Nyai Undang Kuta Bataguh Sebagai Identitas Kapuas

NUSAKALIMANTAN.COM, Kuala Kapuas – Keberdaan Situs Nyai Undang Kuta Bataguh yang berada dalam wilayah Kelurahan Pulau Kupang merupakan Asset yang berharga dan bisa menjadi Identitas Kabupaten Kapuas seperti yang dituliskan oleh Mahasiswa Program Studi Megister Ilmu Komunikasi pada Universitas Isalam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari, Banjarmasin Yeni Oktafiani Putri.

Kerajaan Pematang Sawang tempat dimana Nyai Undang memerintah diprediksi berdiri antara abad ke-5 hingga ke-15 Masehi berarti termasuk kerjaan tertua. Sedang Nyai Undang sendiri diperkirakan hidup pada abad ke-13 hingga ke-14 Masehi.
Kerajaan Pematang Sawang juga dikenal sebagai Kerajaan Tanjung Pematang Sawang atau Kuta Bataguh. Pemerintahan Nyai Undang menggantikan ayahnya, Tamanggung Sempung. Kisah Nyai Undang dan Kerajaan Pematang Sawang telah difilmkan dan diunggah di kanal YouTube Kepariwisataan Kabupaten Kapuas dan diberitakan NusaKalimantan.Com.

Keberadaan Kerajaan tertua dan memiliki nilai sejarah ini mengilhami Bapak Wakil Bupati Kapuas Dodo, SP., untuk napak tilas dan melihat langsung situs Nyai Undang agar mendapatkan gambaran utuh tentang kondisinya. Bersama rombongan wakil Bupati disambut disambut Camat Bataguh Syuryadin SH yang diwakili Sekcam Dino Aries Fahrizal, S.STP, MPA, bersama staf Kecamatan Bataguh, Lurah Pulau Kupang Erliansyah bersama Perangkat Kelurahan Pulau Kupang, Damang Bataguh Darmandi dan para mantir, Beberapa Kepala Desa, Kasubsektor Bataguh, ketua RT ,dan masyarakat lainnya pada 25 Juni 2025 lalu.

Dalam kesempatan itu Wakil Bupati Dodo merasa prihatin melihat kondisi situs tersebut yang kurang diperhatikan, bahkan jalan menuju situs tersebut pun terpaksa harus jalan kaki sejauh kurang lebih 150 meter, dengan kondisi tanah becek dan terendam jika air pasang.

“Selaku pemerintah daerah saya akan mengupayakan alokasi anggaran untuk rehabilitasi situs tersebut. Tentu saja harapannya situs ini dapat terus terjaga, juga menjadi destinasi wisata budaya unggulan yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara,” harap Dodo.

Sementara Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kapuas ( Disarpustaka) Drs Aswan M.Si., terkait akan situs Nyai Undang ini kedepannya untuk lebih menguatkan sebagai bahan untuk mempromosikan keberadaan Asset daerah ini, akan berusaha menggali adanya arsip mupunnsemacam tulisan atau hal lainnya memperkuat keberadaan Situs Nyai Undang ini, ungkap Aswan saat ditemui di Kantor Camat Bataguh Jalan Pematang Sawang Desa Sei Lunuk Kecamatan Bataguh, Kamis (2/10) pukul 11.00 WIB bersama dengan Camat Bataguh Syuryadin, SH dan Lurah Pulau Kupang Erliansyah disela acara yang dilaksanakan dinasnya.

Camat Bataguh Syuryadin, SH menyampaian harapan kita yang tentunya juga harapan masyarakat di sekitar situs dan lainnya dengan akan diperhatikan dan dibangun situs tersebut tentunya akan menggembirakan kita semua, ungkap Syuryadin.

Lurah Pulau Kupang Erliansyah yang peduli akan budaya dan kelestarian alam serta seni. Terlebih lagi selain potensi budaya, adanya situs, kita juga memilki tempat berupa pulau yang merupakan habitat primata Bekantan. Inipun juga akan menunjang pariwisata kita tentunya. Kita bersyukur keberdaan situs Nyai Undang ini kedepan akan mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten Kapuas untuk ditunjang fasilitasnya agar nyaman dilnjungi, terang Erliansyah.

Yeni Oktafiani Putri dalam tulisannya memulai dengan perenungan saat di tepian sungai Kapuas daerah yang sekarang disebut Kuta Keramat termasuk dalam wilayah Kelurahan Pulau Kupang Kecamatan Bataguh, Yeni menulis kalau ditempat tersebut tersimpan kisah leluhur yang tak lekang oleh waktu: Nyai Undang Kuta Bataguh. Lebih dari sekadar situs budaya, ia adalah cermin identitas masyarakat Bataguh yang kini menanti untuk dihidupkan kembali melalui strategi komunikasi yang tepat. Warisan budaya sering kali redup di tengah derasnya modernisasi. Begitu pula Nyai Undang Kuta Bataguh, yang justru bisa menjadi identitas kuat Kapuas jika dikelola dengan strategi komunikasi dan branding budaya.

Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, memiliki sebuah warisan budaya yang sarat makna: Situs Nyai Undang Kuta Bataguh. Bagi masyarakat Bataguh, situs ini bukan sekadar peninggalan leluhur, melainkan simbol identitas dan kebanggaan daerah. Namun, seiring derasnya arus modernisasi, tantangan muncul. Generasi muda semakin jauh dari cerita-cerita lokal, sementara perhatian publik lebih banyak tertuju pada budaya populer.

Agar tetap hidup, situs Nyai Undang perlu dikelola bukan hanya dari sisi fisiknya, tetapi juga dari cara ia dikomunikasikan kepada masyarakat. Di sinilah pentingnya manajemen komunikasi dan branding budaya. Konsep yang sering digunakan dalam dunia korporasi ini sesungguhnya relevan untuk pelestarian budaya. Branding budaya berarti membangun citra situs Nyai Undang agar lebih menarik, relevan, dan mampu menumbuhkan kebanggaan masyarakat Kapuas.


Strategi komunikasi dapat dilakukan melalui media massa, platform digital, maupun kegiatan edukasi di sekolah dan komunitas lokal. Narasi tentang Nyai Undang sebaiknya dikemas secara sederhana, menyentuh, dan konsisten. Bukan hanya kisah lama, tetapi juga sebagai sumber inspirasi nilai moral, gotong royong, serta jati diri masyarakat.


Pelestarian ini tentu tidak bisa berjalan sendiri. Pemerintah kecamatan, tokoh adat, komunitas budaya, lembaga pendidikan, hingga pelaku usaha perlu dilibatkan. Kolaborasi lintas pihak menjadikan situs budaya tidak sekadar warisan masa lalu, tetapi juga bagian dari pembangunan sosial dan ekonomi daerah.

Jika manajemen komunikasi dan branding budaya diterapkan dengan baik, Nyai Undang Kuta Bataguh dapat berkembang menjadi ikon pariwisata budaya, sarana pendidikan karakter, sekaligus penguat citra positif Kapuas. Akhirnya, melestarikan budaya bukan hanya menjaga jejak sejarah, tetapi juga menghidupkan identitas untuk masa depan. Dengan strategi komunikasi yang tepat, situs Nyai Undang akan tetap berdiri sebagai simbol kebanggaan dan memperkuat Kapuas di mata masyarakat luas.

Demikian tulisan dari Yeni Otafiani Putri mahasiswa yang peduli melihat sekitar dengan pemaparanndn pemikiran darinya. (wan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *