NUSAKALIMANTAN.COM, Kuala Kapuas – Adanya pelaksanaan Full day school (FDS) atau sistem pendidikan yang menghabiskan waktu di sekolah dari pagi hingga sore hari, dengan jam pelajaran lebih panjang dari sekolah biasa bertujuan untuk mengoptimalkan pengembangan potensi siswa. Selain pelajaran akademik, kegiatan di FDS seringkali terintegrasi mencakup makan, ibadah, bermain, dan pengembangan bakat.
Kepala Kantor Kordinator Wilayah (Korwil) pendidikan Bataguh Untung, S.Pd., MA saat ditemui di Kantor Jalan Pematang Sawang Desa Sei Lunuk Kecamatan Bataguh Senin (13/10) pagi, mengatakan meskipun sistem FDS ini memiliki keuntungan seperti peningkatan kualitas pengawasan siswa, pengembangan potensi secara menyeluruh, dan membantu orang tua yang bekerja karena anak waktunya berada disekolah, namun juga memiliki kekurangan seperti potensi kelelahan siswa dan biaya pendidikan yang lebih tinggi,
“Terlebih lagi di wilayah desa sebagian besar dalam lingkungan Kecamatan Bataguh ini, penerapan lima hari kerja itu terkendala karena anak anak sorenya ada yang mengikuti kegiatan agama yaitu mengaji dililungan rumah tinggal mereka. Tidak jarang pula dilibatkan dalam kegiatan membantu orang tuanya. Hal ini disampaikan Kepala Sekolah pada saat rapat bersama orang tua murid ” sebut Untung.
Memang ada alasan lanjut Untung lagi, dengan sekolah 5 hari atau FDS ini,
pengembangan potensi siswa karena waktu yang lebih panjang di sekolah memungkinkan guru untuk mengeksplorasi dan mengembangkan berbagai potensi, bakat, dan minat siswa secara lebih mendalam. Kegiatan anak di luar jam sekolah yang negatif dapat dikurangi karena seluruh aktivitas terpusat di sekolah, dan siswa berada di bawah pengawasan guru yang profesional. Anak tidak hanya belajar akademis, tetapi juga terlibat dalam aktivitas lainnya diluar jam belajar,
” Namun sekolah di desa yang berada dililungan sekolah kita banyak yang tidak memadai sarana dan prasarananya. Ironisnya ada yang tidak memiliki WC yang layak dan bangunan sekolah yang masih belum memadai. Ditambah lagi kesiapan untuk konsumsi yang jelas di tempat kita tidak ada Makan Siang Gratis. Dan itu hanya di kota yang diluar daerah kita juga terkena masalah yang membuat kekhawatiran orang tua murid,” ungkap Untung.
Terpisah sebelumnya H.Samsul Bahri,M.Pd. Kepala SMP Negeri 2 Kapuas Hilir Satu Atap yang juga Mantan Kepala SMP Negeri 4 Bataguh menaggapi hal adanya belajar dengan lima hari kerja atau Full day school (FDS) ini karena jadwal yang padat dan durasi waktu yang panjang bisa menyebabkan siswa merasa jenuh atau kelelahan, sehingga mengurangi kemampuan mereka untuk menyerap pelajaran. Dan biaya pendidikan FDS cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah tradisional karena memerlukan sumber daya tambahan untuk mendukung aktivitas yang lebih panjang.
Waktu interaksi dengan keluarga di rumah dapat berkurang, padahal interaksi ini penting untuk perkembangan sosial dan emosional anak.
“Banyak anak yang bukan berarti ekpotasi anak, membantu pekerjaan orang tua dirumah untuk di desa ini. Misalnya ibunya bekerja, menjga adiknya. Atau ada juga ikut bekerja walau tidak terlalu dibebani tapi bisa membantu orang tuanya. Itu menjadi pertimbangan di tempat kita tidak memakai sistem lima hari sekolah ini,” pungkas Samsul Bahri. (wan)
