Selasa , 1 Juli 2025
Kades
Salah satu pelanggan yang menikmati langsung madu kelulut yang belum dipanen dari tempat budidayanya

Kades Sei Asem Gairahkan Ekonomi Kreatif Produksi Madu Kelulut

NUSAKALIMANTAN.COM,  Kuala Kapuas – Dalam menciptakan peluang kerja, banyak cara yang bisa dilakukan. Seperti menggali potensi alam yang bisa bermanfaat tapi ramah lingkungan. mudah dilakukan serta simpel pengerjaannya. Seperti yang dilakukan Kepala Desa Sei Asem Kecamatan Kapuas Hilir Masrawan dan dibantu Nansi istrinya yang juga Ketua penggerak PKK Desa Sei Asem, membudidayakan lebah Kelulut.

Ditemui dikediamannya di  Desa Sei Asem, Senin (14/6) pagi, Masrawan menerangkan seperti yang diketahuinya, madu kelulut adalah salah satu jenis madu yang mungkin sangat jarang terdengar. Madu yang memiliki nama lain stingless bee honey, atau madu meliponin ini berasal dari lebah Trigona itama dan Trigona thoracica. Siang hari Kelulut ini mencari sari pati bunga. Dan malam akan masuk ke sarang tempat budidaya, makanya kalau membeli kelulut ini harus perjalanan malam hari,

“Melihat sarang lebah yang terbentuk, berbeda dibanding lebah madu biasa. Adanya keragaman warna, rasa, dan juga sifat fungsional madu terutama karena komposisi fenoliknya. Banyak manfaat madu kelulut, diantaranya membantu mengatasi berbagai gangguan di tubuh termasuk kesuburan dan neurologis,” terang Masrawan.

Masrawan yang saat kita wawancara  sedang  bersama pembeli madu kelulut yang  juga mitra usaha BUMN yang menggarap proyek pemerintah Food Estate di wilayah Desa Sei Asem mengatakan,  madu kelulut ini sudah terbukti dan teruji meningkatkan imunitas dan fatalitas tubuh dari pengalaman para pelanggan yang sudah mencoba.

“Terasa pada badan yang mengeluarkan keringat dan terasa seluruh sendi dan otot terasa nyaman,  serta di bawa melakukan aktifitas seperti berolah raga terasa lain dari biasa,” ujar Masrawan menirukan cerita pelanggan yang telah mencoba.

Selanjutnya, pelanggan dari salah satu BUMN dan Bhabinkamtibmas Desa Sei Asem, melihat ke tempat peternakan serangga Kelulut sekalian mencicipi madu langsung dari tempat Kelulut menyimpan madu yang dihasilkannya.

“Kita harus berhati hati dan teliti dalam  gelembung yang berisi madu itu. Kita tidak tau dengan pasti rasanya, karena ada yang pahit, manis dan asam, makanya saat di panen menggunakan alat penghisap yang langsung dimasukan kedalam botol, rasanya menjadi tercampur. Kita juga sebaiknya menggunakan alat berbahan plastik termasuk saat meminumnya agar maksimal khasiatnya,”  jelas Nansi istri Kades Sei Asem.

Masrawan menambahkan, jika menggunakan bahan dari stanlis atau lainnya, bisa terkontaminasi nantinya kandungan kandungan di dalam madu tersebut, pungkasnya. (nk-5)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *