NUSAKALIMANTAN.COM, Jakarta – Bupati Pulang Pisau H Edy Pratowo menghadiri rapat koordinasi nasional (Rakornas) pengendalian kebakaran hutan dan lahan (Dalkarhutla) di Istana Negara, Jakarta, Senin (22/2/2021).
Dalam kesempatan itu, Edy Pratowo hadir bersama Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, Danrem 102/Pjg, Kapolda Kalteng serta beberapa Gubernur dan pejabat TNI/Polri yang merupakan utusan daerah rawan Karhutla di Indonesia.
Bupati Pulang Pisau hadir secara langsung di Istana Negara untuk mendengarkan pengarahan Presiden RI terkait Dalkarhutla. Di level Bupati, hanya tiga bupati se-Indonesia yang diperkenankan hadir secara langsung di Istana Negara, sedangkan lainnya hanya mengikuti melalui virtual.
Usai mengikuti Rakornas, Bupati Pulang Pisau H Edy Pratowo mengatakan, presiden menekankan agar mempersiapkan upaya pencegahan terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan yang setiap tahun berpotensi terjadi di beberapa daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Pulang Pisau, Provinsi Kalimantan Tengah.
“Kemarin kita mengikuti Rakornas bersama Bapak Presiden, dan beliau menekankan beberapa hal terkait persiapan kita untuk melakukan upaya pencegahan dini terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan di wilayah kita, sebab mencegah lebih baik daripada mengatasi,” ucap Edy kepada NUSAKALIMANTAN.COM, Selasa (23/2/2021).
Kemudian, lanjut Edy, presiden juga mengingatkan bahwa upaya-upaya monitoring, edukasi agar terus dilakukan kepada masyarakat. “Beliau sangat menekankan agar kita memprioritaskan upaya pencegahan Karhutla ini,” ujarnya.
Untuk melakukan upaya pencegahan ini, kata Bupati Edy, perlu juga diketahui kapan Karhutla itu terjadi. “Saya kira, langkah-langkah dan tahapan-tahapan dan kita harus menghitung juga kapan klimaks tingginya Karhutla itu, panasnya, kemaraunya, jadi harus diperhitungkan, intinya Bapak Presiden menekankan agar Karhutla di tahun 2021 ini dapat diatasi sebaik mungkin,” ucap Edy.
Ditanya apa yang akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau setelah mengikuti Rakornas Dalkarhutla ini, Edy menyatakan akan segera melakukan rapat koordinasi di tingkat kabupaten dengan pihak-pihak terkait, baik TNI/Polri dan unsur terkait lainnya dalam rangka menindaklanjuti arahan presiden mengenai pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Pulang Pisau.
Baca juga : Bupati Pulang Pisau Diundang ke Istana Negara Bahas Dalkarhutla
Sementara Presiden Jokowi dalam arahannya mengingatkan meskipun saat ini beberapa daerah di Indonesia tengah menghadapi bencana banjir dan tanah longsor, namun kewaspadaan kita terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan tidak boleh kendur.
“Kita harapkan sebuah rencana pencegahan yang matang, yang detail, sinergi semakin kuat, dan eksekusi lapangan yang semakin efektif. Karena efektif. Karena berdasarkan laporan BMKG, di tahun 2021 sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan masih mendapatkan hujan menengah tinggi hingga bulan April,” kata Jokowi.
Ditambahkannya, La Nina masih bertahan hingga semester satu ini. Bulan Mei diperkirakan akan menjadi fase transisi dari musim hujan ke musim kemarau, tapi harus tetap waspada, jangan lengah.
“Saya menerima laporan bahwa kebakaran hutan dan lahan telah mulai terjadi sejak akhir Januari, tadi sudah disampaikan oleh Bapak Menko Polhukam. Misalnya tadi di Riau, Beliau menyampaikan sudah terjadi 29 kejadian, ini hati-hati Pak Gub Riaum” tegasnya.
Meskipun bisa ditangani, lanjut Jokowi, jangan sampai ada muncul lagi. Di Kalimantan Barat juga sama, ada 52 kejadian, hati-hati Kalimantan Barat. Ini meskipun bisa tertangani tetapi kita semua hati-hati.
“Saya ingat betul, di 2015 saya mau ke Riau, ke Pekanbaru, turunnya di Padang. Seingat saya mungkin delapan jam saya lewat darat. Saya juga ingat di tahun 2015 waktu saya akan ke Pulang Pisau, itu ada di Kalimantan Tengah, saya turun di Kalimantan Selatan, di Banjarmasin lewat darat, seingat saya empat jam. Ini jangan sampai kejadian lagi,” ucap Jokowi.
Jokowi kembali menekankan akan pentingnya pencegahan Karhutla. Dia menekankan lagi beberapa hal yang harus dilakukan dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan, sebagaiman disampaikan sebelumnya secara detail oleh Menko Polhukam.
“Saya ulangi, yang pertama, prioritaskan upaya pencegahan. Ini pencegahan harus diprioritaskan, jangan terlambat. Di negara besar pun ada, kebakaran yang gede-gede, ada, supaya Saudara-saudara tahu semuanya, sampai ada kota yang ikut terbakar. Sekali lagi, prioritaskan pencegahan, jangan terlambat. Karena kalau sudah terlambat kita guyur dengan waterbombing sebanyak apapun, pengalaman kita, sudah terlanjur sulit. Jadi, api boleh keluar, kecil, tetapi segera dipadamkan. Sekali lagi, pencegahan diprioritaskan,” tandas Jokowi. (nk-1)