NUSAKALIMANTAN.COM, Pulang Pisau – Kedai kopi kekinian di wilayah kota Pulang Pisau memang belum banyak dibuka. Mengingat modal untuk bisnis kedai kopi ini tidak sedikit, berbeda dengan kedai minuman pop ice atau sejenisnya yang hanya membutuhkan modal relatif kecil.
Di Kota Pulang Pisau, bisnis kedai kopi mulai tumbuh perlahan namun pasti. Setidaknya ada dua kedai kopi yang recommended (direkomendasikan) dan eksis menyajikan minuman dengan aneka varian rasa, baik kopi kekinian, manual brew, atau minuman non kopi, seperti cokelat, red velvet dll. Dua kedai kopi itu adalah Dunya Coffee dan Watacoffee.
Pemilik kedai kopi Dunya Coffee, Fadli menjelaskan, minuman Red Velvet adalah minuman yang diracik dari berbagai bahan. Bahan-bahan tersebut adalah buttermilk, kakao, cuka dan pewarna makanan merah. Variasi rasa red velvet sangat cocok dipadukan dengan cream cheese yang gurih. “Tapi ini salah satu minuman non kopi,” kata Fadli, Minggu (8/8/2021).
Menurut Fadli minuman mengandung kopi yang banyak dipesan pelanggan adalah Tiramisu, Caramel, Vanila, dan Mawar. Sementara Caramel latte, dan Vanilla Latte juga dipilih karena lumayan banyak mengandung kopi.
Fadli menceritakan, awal bisnis kedai kopi sebelumnya ia membuka di teras warung sang Ibu di Jl Oberlin Metar Kota Pulang Pisau. “Namun karena mulai banyak pelanggan, saya akhirnya pindah di sebuah ruko yang cukup refresentatif di bilangan Jl Panunjung Tarung tepat di perempatan jalan Abel Gawei,” ucap Fadli.
Fadli bersyukur, meskipun saat ini sedang dalam masa pandemi, pelanggan yang kebanyakan dari kalangan anak-anak muda masih ramai mengunjungi kedainya. “Alhamdulillah, kami tetap bertahan, sebab walaupun jam buka kami dibatasi, pelanggan bisa memesan take away atau delivery,” kata Fadli.
Baca juga : Watacoffee Pulang Pisau Tawarkan Nikmatnya Kopi di Tengah Sawah
Senada diungkapkan pemilik kedai kopi Watacoffee Pulang Pisau, Satrio. Semenjak dia awal buka di Jl Abel Gawei Rei 2 Kota Pulang Pisau, kedainya sudah ramai dikunjungi pelanggan. “Saat ini memang pelanggannya rata-rata muda-mudi penikmat kopi kekinian, sangat jarang sekali yang pesan manualan, tapi kami selalu edukasi setiap pelanggan untuk lebih mengenal kopi yang sebenarnya memiliki citarasa yang sangat kaya,” papar Satrio.
Satrio juga menyebut minuman non kopi yang paling banyak dipesan adalah Red Velved dan Matcha. Sementara untuk minuman kopi lebih ke kopi susu yang bervariasi. “Kalo red velvet itu kan aslinya coklat yang dimerahkan,” kata Satrio lagi.
Ditanya bagaimana bisnisnya di tengah pandemi Covid-19 saat ini, Satrio mengaku akan tetap bertahan. “Memang berpengaruh terhadap banyaknya jumlah pelanggan yang datang, karena jam buka pun dibatasi karena tidak boleh ada kerumunan, meskipun di kedai kami prokes tetap dijalankan, dan tempat duduk sengaja kami buat di tempat terbuka di halaman dan agak terpisah,” jelas Satrio. (nk-1)