NUSAKALIMANTAN.COM, Kuala Kapuas – Untuk bulan September Majelis Manaqib Jawahirul Ma’ani diasuh oleh KH DR (C) Muhammad Abdul Hamid Marzuki S.Pd.I. diadakan pada Minggu (17/9) pukul 13.00 WIB. Pengajian yang di isi zikir dan ceramah tersebut dilaksanakan di mesjid Darul Muta Alimin Jalan Pasar Sabtu RT 05 Desa Terusan Raya.
Hadir dalam acara Kepala Desa Terusan Raya Guntur, S.Pdi., pengurus mesjid, pemuka agama Bapak Deko, ketua rukun tetangga dari Desa Terusan Raya, dan jemaah laki laki dan perempuan yang mengikuti pengajian yang datang dari sekitar Desa Terusan Raya dan disekitarnya.
Kepala Desa Terusan Raya Guntur mengatakan kegiatan pengajian majelis ta’lim Jawahirul Ma’ani, rutin diadakan dan kita selalu usahakan ini diharapkan dapat menjadi edukasi dalam bidang agama. untuk menambah keimanan serta melepaskan diri dari permasalahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. kegiatan Amal makrub nahi mungkar, sebagai upaya mencegah segala penyakit sosial,
“Harapan kita majelis ini memberikan nuansa positip bagi kehidupan di desa. Menuju desa yang beriman bermartabat terhindar dari segala hal kemaksiatan. Desa yang memuji muji Allah dan kebesaran rasul serta amaliah dalam beragama,”. Sebut Guntur
Setelah bersama berzikir Gus Hamid panggilan akrab dari KH DR (C) Muhammad Abdul Hamid, S.Pd.I., MM memulai ceramahnya, Segala nikmat telah diberi Allah pada kita semua dan salawat salam untuk junjungan Rasulullah Muhammad SAW.. Allah memberikan GPS atau kompas bagi umat agar tidak tersesat yaitu berupa Kitab suci.. agar sampai ke tujuan hidup dan faham akan tujuan hidup, kitab suci adalah juga kunci jawaban bagi segala hal dalam menjalani hidup,
“Sebelum adanya kitab suci ayat tersebut terbagi dalam suhub suhub yang kemudian pada jaman Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Isa dan Rasulullah Muhammad SAW, menhadi kitab dengan urutan Kitab Taurad, Kitab Zabur, Kitab Injil dan Al Qur’an. Yang mana kitab tersebut saling menyempurnakan,” ungkap Gus Hamid.
Dilanjutkan pengasuh Pondok Pesantren Wali Songo lagi, Kemudian Al Qur’an tersimpul di dalam Al Fatihah, sedang Al Fatihah tersendiri termaktub atau teraimpulkan dalam Ayat Bismillah. Maka dari itu Bismillah adalah adalah kesimpulan dari alfatihah yang merupakan mukadimah Alquran secara utuh. Maka dari itu awali segala hal dengan Bismillah jika belum hapal dia khusus seperti doa makan atau doa lainnya, Insya Allah menghindari hal hal yang tak diinginkan akibat gangguan syetan,
” Lalu, Bismillah sendiri hatinya adalah huruf Ba’ atau merupakan hatinya Basmalah. Dengan adanya ba maka terciptalah segalanya. Alam terjadi dengan huruf Ba’ dengan titik nya. Ba menciptakan alam dan seisinya dan titik tadi sebagai qul yang akhirnya menghidupkan segalanya. Ba mewujudkan alam sekitarnya dengan titik di bawah. Berbaris bawah berbunyi bismillah. Tidak ada orang yang menguasai jagad selain Allah,” terang KH DR (C) Muhammad Abdul Hamid, S.Pd.I., MM.,
Lanjut Gus Hamid setelah huruf Ba’ disambung dengan Sin, hurup mati dengan ada tiga tonggak yang membentuk huruf sin, dalam huruf hakikatnya, orang apabila telah meninggal ada tiga yang dibawa,yaitu amal,ilmu bermanfaat dan anak yang soleh. Mim berbaris dibawah bermakna mati dengan baris berada dibawah dengan bunyi Mi mengingat akan mati maka dilanjutkan akan bertemu Allah, itulah makna Bismillah, makanya mati yang benar dengan makna Bismillah yang dipahami maka akan bertemu dengan Allah. Maka selama hidup selau mengingatkan Allah,
“Sifat Allah yang Arrahman dan Arrahim bersambung dengan Bismillah menjadi bismillahirrahmanirrahim. Dengan pengakuan Allah maha pengasih dan penyayang. Siapapun dikasih tapi yang disayang adalah mereka yang selalu mengingat akan Allah,” Pungkas Gus Hamid. (wan)