Rabu , 17 April 2024
Dua Putra Dayak
Indra Saputra dan Hendri Setiawan dua putra Dayak pengrajin Mandau di Kelurahan Bereng, Kabupaten Pulang Pisau

Dua Putra Dayak Pengrajin Mandau di Kelurahan Bereng Pulang Pisau

NUSAKALIMANTAN.COM, Pulang Pisau – Mandau adalah senjata tajam sejenis parang yang berasal dari kebudayaan Dayak di Kalimantan. Mandau termasuk ke dalam salah satu senjata tradisional Indonesia, yang penggunaanya secara umum dimulai pada abad 17-18.

Setiap rumpun suku Dayak memiliki mandau dengan ciri khas tersendiri dalam hal motif, ukuran maupun bentuk, meskipun secara umum memiliki kemiripan.

Begitupun mandau yang dibuat oleh dua putra Dayak asli Pulang Pisau, tepatnya di Kelurahan Bereng RT 01 yaitu Indra Saputra dan Hendri Setiawan.

Dua pemuda Dayak ini adalah pengrajin mandau yang memiliki tujuan mulia salah satunya untuk melestarikan adat budaya dayak agar tidak tergerus oleh kemajuan zaman.

Berawal dari rasa kecintaan terhadap seni budaya daerah, Indra Saputra yang disapa Ciing belajar membuat Kumpang/Sarung Mandau beserta gagangnya.

“Awalnya saya membuatnya untuk pribadi saya sendiri, kemudian teman melihat hasilnya memesan kepada saya, Alhamdulillah sekarang banyak mendapat orderan dari luar Kabupaten Pulang Pisau,” ujar Ciing.

Dikatakannya, membuat Mandau ini tidak bisa sembarangan, terlebih mandau adalah salah satu senjata kebanggaan masyarakat Dayak, dulu mandau selalu dikaitkan dengan hal-hal magis, bahkan hingga sekarang.

“Namun mandau yang saya buat ini murni karya seni budaya dayak, dan tidak ada unsur magisnya,” kata Ciing seraya mengakui bahwa hingga sekarang masih ada mandau peninggalan orang-orang dulu yang diyakini memiliki kekuatan magis.

Rekannya Hendri Setiawan berharap warga asli Dayak terutama yang muda-muda, lebih menghargai budayanya dan ikut melestarikan.

“Walaupun profesi membuat Mandau ini kelihatannya ketinggalan zaman, kalau ditekuni dengan baik pasti akan memberikan nilai tambah bagi penghasilan kita, dan bukan hanya itu kita juga ikut andil melestarikan adat budaya Dayak di tanah air kita ini,” pungkasnya. (nk-1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *