Jumat , 3 Mei 2024

Pemkab Barsel Laksanakan Rembuk Stunting

NUSA KALIMANTAN. COM, Buntok — Pemerintah Kabupaten Barito Selatan melaksanakan acara rembuk stunting di aula Bappeda Barsel, Jumat (19/4) Kegiatan tersebut dihadiri oleh Pj. Bupati Barito Selatan H. Deddy Winarwan yang diwakili oleh Asisten I Setda Barito Selatan Yoga P. Utomo.

Selain itu hadir pula
anggota DPRD Barito Selatan dan Bappedalitbang Kalteng, Forkopimda Barito Selatan serta sejumlah kepala dinas, kepala badan dan instansi lainnya, camat Barito Selatan dan Kepala desa se Barito Selatan.

Pj. Bupati Barito Selatan dalam sambutannya yang dibacakan Asisten I Yoga P Utama mengatakan atas nama pribadi dan Pemerintah
Kabupaten Barito Selatan menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya rembuk stunting tahun 2024 tahun ini. Giat ini merupakan tahun ke-5 dilaksanakannya rembuk stunting, untuk mengupayakan solusi terbaik dalam mencegah dan menangani stunting.


“Mudah-mudahan kegiatan ini mampu menguatkan komitmen seluruh pihak yang hadir dalam menanggulangi permasalahan stunting bersama-sama serta dalam merealisasikan program yang telah dirancang. Sebagaimana kita ketahui bersama masalah stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional mengacu pada keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas no.kep. 10/M.PPN/HK/02/2021 tanggal 25 Februari 2021, Kabupaten Barito Selatan termasuk salah satu dari 360 kabupaten kota sasaran intervensi penurunan stunting terintegrasi tahun 2021”, ujar Yoga.

Dikatakannya juga berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan prevalensi stunting di Barito Selatan 35,6 % naik sebesar 4,2% dari hasil SSGI tahun 2021 sebesar 31,4%. Sedangkan berdasarkan hasil EPPBGM Desember 2023 prevalensi stunting Kabupaten Barito Selatan sebesar 19,94%.

Pemerintah Kabupaten Barito Selatan mempunyai target penurunan prevalensi stunting hingga 17,88% pada tahun 2024. Dengan demikian tingkat prevalensi masih tinggi dan harus diatasi bersama-sama secara sinergis antara berbagai pihak.

“Artinya kita harus menurunkan sebesar 17,4% dalam 2,5 tahun kedepan. Kondisi tersebut ditambah dengan permasalahan akan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan yang dapat berdampak serius pada perkembangan janin. Sebagaimana kita ketahui bersama 1.000 hari pertama kehidupan adalah periode yang sensitif bagi kehidupan seorang anak sebab dampak dari pemenuhan gizi dan nutrisi lain yang tidak terpenuhi akan bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki. Oleh karena itu diperlukan perhatian khusus atas pemenuhan gizi anak utamanya pada periode ini”, ujar Asisten I Yoga P Utama yang mewakili Pj Bupati Barito Selatan.

Ditambahkannya lagi
secara teknis Perpres Nomor.72 Tahun 2021 dituangkan dalam rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting. Terdapat tiga pendekatan dalam pelaksanaan yakni pertama dengan pendekatan keluarga berisiko stunting yang dilakukan dengan intervensi hulu yaitu pencegahan lahirnya bayi stunting dan penanganan balita stunting.

Kedua melalui pendekatan multi sektor dan multi pihak yaitu unsur kolaborasi yang menggabungkan berbagai pihak diantaranya pemerintah dan unsur pemangku kepentingan seperti dunia usaha perguruan tinggi masyarakat dan media.

Ketiga pendekatan intervensi gizi terpadu dengan melakukan intervensi spesifik dan sensitif yang berfokus pada kesehatan dan kecukupan gizi 3 bulan calon pengantin, ibu hamil, ibu masa subur setelah melahirkan baduta atau balita didukung dengan penyediaan sanitasi akses air bersih serta bantuan sosial.

Sejalan dengan tema rembuk stunting Sinergi Atasi Stunting Dengan Pendekatan Keluarga Menuju Generasi Sehat dan Cerdas, terdapat dua komponen penting yang wajib berjalan beriringan untuk dapat mendukung percepatan penurunan stunting di Kabupaten Barito Selatan,

“Pertama komitmen multi pihak dalam bekerjasama dan bermitra untuk dapat saling mendukung intervensi penurunan stunting secara holistik integratif tematik dan spesial serta memiliki keteraturan target yang jelas. Kedua, peran keluarga yang sangat penting dalam mencegah stunting pada setiap fase kehidupan mulai dari janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja, nikah, hamil dan seterusnya”, ucap Yoga P Utama. (stiv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *